Berita MAJALAH JENDELA SMK SATYA WIDYA Surabaya

PENDIDIKAN YANG MENUJU SIAP PAKAI.


Oleh : Poedianto MM.
Profesi : (Guru SMK Satya Widya Surabaya, Sastrawan dan Dosen FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya).




  Banyak kalangan masyarakat yang ragu akan kualitas kelulusan anak didik kita pada jenjang SLTA (SMA, SMK dan MA). Ini bisa dimaklumi bahwa pendidikan kita selama ini memang hanya mengedepankan kognisi semata.

  Mengapa demikian? Memang masih banyak lembaga-lembaga pendidikan yang masih mengutamakan metode pengajaran hanya sebatas pengetahuan yang bersifat hafalan dari buku-buku paket maupun lks.

  Pendekatan ini memang hanya semata dipersiapkan pada Ujian Nasional (UN/UNAS). Sebab Sekolah selama ini hanya berkonsentrasi pada keberhasilan kelulusan UN. Karenanya para Guru juga pendekatan pengajarannya juga ikut hanyut pada kesuksesan mengantar anak didik pada UN. Maka proses pengajaran kurang pada segi keterampilan. Ini hampir pada semua bidang mata pelajaran.

  Di Sekolah Kejuruan (SMK) pun juga hampir sama. Pendekatan pengajaran juga terjebak pada pengetahuan semata (kognisi), dan kalau ada Sekolah yang pendekatan pengajarannya sampai pada tataran praktik, ini dikarenakan Sekolah tersebut memiliki seperangkat alat-alat dan bahan praktik.

  Oleh karena itu, bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki piranti (alat & bahan) praktik memang agak kesulitan dalam membentuk mutu psikomotorik. Disini peranan pemerintah sangat signifikan dalam membangun kualitas kelulusan anak didik. Artinya, kualitas yang siap pakai di dunia kerja serta dunia industri.



  Peranan pemerintah yang dimaksud adalah membantu dan mendorong pada sekolah-sekolah yang belum mempunyai piranti untuk praktik. Misalnya pada jurusan otomotif tentu segala alat praktik yang sehubungan dengan otomotif.

  Kalau jurusan perhotelan tentu menyiapkan ruang praktik selayaknya hotel mini. Pun juga pada sekolah-sekolah kejuruan yang lain.

  Kalau tidak, maka yang dikuasai oleh anak didik yaitu sebatas pengetahuan tentang teori otomotif dan teori perhotelan, bukan keterampilan penguasaan praktik.

  Disini tidak selalu salah pengapat masyarakat bahwa kelulusan anak didik masih jauh dari kesiapan pada Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Berikut 3 tahapan nya di dalam Tahapan Menuju Terampil.



*) Tahapan Menuju Terampil.
=> Di dalam proses belajar mengajar, Guru seyogyanya paham akan tahapan-tahapan dalam mendidik Siswanya.

1) Tahapan Pertama : "Teacher Center".
~> Seorang Guru memberikan materi pelajaran pada anak didik di depan kelas. Semua teori dijabarkan sehingga anak didik mengerti dan paham akan sebuah materi yang diberikan oleh Guru.

  Guru pun harus mengetes akan daya serap Siswa tiap saat, sehingga semua Siswa di dalam kelas memahami dan mengerti maksud materi yang dijelaskan oleh Guru tersebut.

  Tahapan ini masih sebatas tahapan pengetahuan akan materi yang dimaksud. Penguasaan pengetahuan sangat penting bagi Siswa, sebab kalau telah menguasai pengetahuan akan ditingkatkan pada penguasaan praktik.


2) Tahapan Kedua : "Student Center".
~> Tahapan ini sudah menjadi milik Siswa dalam mengimplementasikan pengetahuan yang diserap dari Guru didepan kelas kepada bentuk praktik. Jadi pada tahapan ini, Guru hanya mengawasi dan mengarahkan semata pada anak didik.

  Dalam bentuk praktik ini, semua piranti praktik hanya siswa yang mengerjakan dan memegang alat-alat dan bahan praktik hingga pada tugas yang diberikan oleh Guru selesai dikerjakan oleh Siswa.

  Pada pokoknya pada tahapan kedua, semua yang mengerjakan ialah anak didik.


3) Tahapan Ketiga : "Evaluasi".
~> Tahapan ketiga kembali ke tahapan pertama, namun pada tataran evaluasi. Di tahapan ini, kembali Guru yang memegang peranan penuh karena Guru lah yang mengevaluasi dari hasil praktik anak didik. Dari hasil evaluasi, maka Guru sudah bisa menilai keterampilan semua Siswa nya.


  Ketiga tahapan tersebut yang akan bisa mengantar anak didik bisa menyerap secara teori dan sekaligus bisa mempraktikkan di lapangan. 

  Kalau tahapan proses belajar sudah demikian maka minimal bisa mengurangi kekhawatiran masyarakat tentang kualitas kelulusan jenjang SLTA akan semakin kendor. 

  Dan inilah yang dimaksudkan oleh tujuan pendidikan kita, yaitu kelulusan yang siap pakai. (Poedianto).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel MAJALAH JENDELA SMK SATYA WIDYA Surabaya

Karangan MAJALAH JENDELA SMK SATYA WIDYA Surabaya